Sejak kecil Michael Ifianto, atau yang lebih dikenal dengan Miki, suka menggambar. Tapi di sekolah ia mengaku tidak pernah termasuk siswa yang dianggap “cerdas”. Benarkah ia tidak cerdas? Masih adakah harapan bagi anak seperti Miki?
Masa Kecil dan ‘Ketidakadilan
Ketika tidak naik kelas, ia pun pindah sekolah. Di sekolah barunya ini guru BK nya bilang supaya ia berusaha lulus saja dari sekolah, tidak perlu mengejar prestasi di semua mata pelajaran karena ia mengenal betul Miki muda yang hanya tertarik pada menggambar.
Berada di ‘Elemen’nya
Lulus SMA ia masuk jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual) sebab di sini kemampuannya mendapat porsi sesuai keinginannya. Setelah lulus S1 ia studi S2 ke Italia di jurusan Automotive Design karena memang ini passionnya, desain dan mobil. Ia memilih Instituto Europeo di Design (IED) di Torino. Kuliah S2 nya ditempuh 1,5 tahun.
Miki sempat magang di Idea Institute, sebuah perusahaan industrial design. yang salah satu kliennya adalah perusahaan mobil Maserati, salah satu merek mobil super mewah. Miki lulus dengan gelar MRP (Master of Research Project), sebuah gelar S2 yang diperoleh melalui karya di proyek, bukan jalur teoritis lewat karya tulis.
Setelah selesai magang, ia direkrut perusahaan yang sama sebagai Car Designer. Ini adalah posisi awal di perusahaan desain tersebut. Posisi selanjutnya adalah Modeller, yakni desainer yang tugasnya membuat model 3 dimensi dengan komputer. Ada lagi posisi sebagai Clay Modeller, yakni yang bertugas membuat model dari tanah liat seperti aslinya nanti.
Selama bekerja di sana ia berkesempatan terlibat dalam mendesain interior mobil seperti misalnya desain setir, dashboard, jok, dan lain-lain. Mobil hasil desain Miki dan team akhirnya dipamerkan di Geneva Motor Show tahun 2008.
Hanya bertahan 6 bulan di Idea Institute, ia melamar kerja di beberapa negara lain dan diterima di sebuah perusahaan arloji di Hongkong. Di sini ia bekerja sebagai perancang model arloji. Inipun tak lama. Hanya 3 bulan sebab ia kesulitan memperoleh visa kerja.
Berkarir & Berbisnis di Negeri Sendiri
Kembali ke Indonesia, Miki melamar kerja di beberapa negara dan mendapat tawaran di Singapore dan India. Di India ia malah diiming-imingi dengan gaji besar, namun akhirnya ia memutuskan mengajar di beberapa perguruan tinggi di Surabaya. Ia sempat mengajar di Lassale College, dan UK Petra, namun akhirnya hatinya tertambat di Universitas Ciputra.
Kini selain mengajar ia menjadi Chief Designer di RANOVA, sebuah perusahaan industrial design di Surabaya. Masih sangat sedikit perusahaan seperti ini di Indonesia. Perusahaan ini membuatkan desain keperluan industri besar untuk perusahaan yang tidak memiliki desainer sendiri.
Sumber: http://jurusanku.com/bodoh-di-sekolah-bisa-sukses-sebuah-kasus-kecerdasan-majemuk/
Link Topik Serupa